Dummy variable alias variabel dumi

Di dalam metodologi penelitian dikenal ada sebuah variabel yang disebut dengan dummy variable. Variabel ini bukan jenis lain dari variabel dependen-independen, namun menunjukkan sebuah variabel yang nilainya telah ditentukan oleh peneliti. Donald Cooper dan Pamela Schindler (2000) mendefinisikan dummy variable sebagai sebuah variabel nominal yang digunakan di dalam regresi berganda dan diberi kode 0 dan 1. Nilai 0 biasanya menunjukkan kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan dan 1 menunjukkan kelompok yang mendapat perlakuan. Dalam regresi berganda, aplikasinya bisa berupa perbedaan jenis kelamin (1 = laki-laki, 0 = perempuan), ras (1 = kulit putih, 0 = kulit berwarna), pendidikan (1 = sarjana, 0 = non-sarjana).

Masalah di sini adalah bukan pada konsep variabel ini dan aplikasinya di dalam riset, namun bagaimana dummy variable harus diterjemahkan atau dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Sepengetahuan saya, beberapa orang membiarkannya tetap dummy dan menulisnya miring menjadi "variabel dummy" (perhatikan bahwa ia diindonesiakan dengan membiarkan dummy dalam bahasa aslinya). Sebagian orang lain menyerapnya ke dalam bahasa Indonesia menggunakan azas bunyi sehingga menjadi "variabel dami". Sebagian yang lain menyebutnya "variabel boneka" karena dummy di dalam bahasa Inggris bisa berarti boneka.

Di dalam Webster, kata dummy memang memiliki banyak arti. Saya ambilkan beberapa yang mungkin relevan dengan konteks ini (nomor menunjukkan urutan arti kata tersebut di dalam Webster).

(1). a representation or copy of something, as for displaying to indicate appearance.
(2). a representation of a human figure, as for displaying clothes in store windows.

(9). Print. sheets folded and made up to show the size, shape, form, sequence, and general style of a contemplated piece of printing.
(11). Computers. an artificial address, instruction, or other datum fed into a computer only to fulfill prescribed conditions and not affecting operations for solving problems.

Pengertian yang pertama mengacu kepada sebuah benda yang dibuat menyerupai sebuah benda lain, namun tidak memiliki fungsi benda tersebut. Jika anda datang ke toko telpon selular (ponsel) anda akan melihat ada tiruan-tiruan ponsel di etalase toko. Mereka menyebut tiruan ponsel tersebut sebagai dummy, diucapkan "dami".

Pengertian yang kedua mengacu kepada boneka manusia yang bisa kita temukan di toko yang disebut juga mannequin. Industri pembuatan kendaraan sering menggunakan dummy ini untuk mengetes dampak tumbukan kendaraan bagi penumpang. Mereka menyebut boneka itu dengan istilah crash test dummy. Dulu pernah ada sebuah band dengan nama yang sama dengan judul lagu yang cukup aneh: Mmm Mmm Mmm Mmm.

Pengertian yang kesembilan masih mirip dengan pengertian yang pertama. Bedanya, pengertian dummy di sini mengacu kepada barang tercetak. Contohnya adalah buku, majalah, brosur, undangan, dll.

Pengertian kesebelas berhubungan dengan data atau instruksi yang dimasukkan ke dalam komputer yang hanya memenuhi suatu kondisi yang telah ditentukan. Saya kurang paham dengan komputer, namun sepertinya pengertian yang kesebelas ini memiliki makna yang dekat dengan pengertian dummy pada dummy variable. (Yang tertarik mencari penjelasan lebih jauh silakan klik link ini.)

Namun, dummy di dalam variable dummy memiliki maknanya sendiri. Variabel ini berfungsi sebagai switch (klik ini) yang memisah-misahkan sesuatu yang diukur atas dasar kelompok atau kategorinya. Jika gender adalah variabel yang kita amati, maka dummy variable akan memisahkan kelompok sampel laki-laki dan perempuan jika kepada kedua kelompok ini telah dilekatkan nilai 1 dan 0 sesuai dengan pilihan peneliti. Jadi, makna yang disediakan Webster sendiri belum mengakomodasi pengertian dummy bagi dummy variable.

Di dalam bahasa Indonesia kata yang bersesuaian makna dengan kata dummy yang saya temukan adalah dumi. Dumi di dalam KBBI tahun 1989 didefinisikan "benda tiruan yang dipakai sebagai contoh majalah atau buku yang akan diterbitkan (sampul buku dan sebagainya)". Makna ini sepertinya bersesuaian dengan makna dummy yang kesembilan menurut Webster.

Untuk tujuan penerjemahan dan penyerapan kata dummy dari frasa dummy variable ke dalam bahasa Indonesia, alternatif yang bisa ditawarkan adalah frasa "variabel dumi". Ada dua alasan mengapa kata dumi yang saya pilih. Pertama, jika disebut dengan variabel boneka, boneka lebih berasosiasi dengan doll dan berhubungan dengan mainan anak kecil. Kedua, daripada harus menyerap menggunakan azas bunyi menjadi "dami", kata "dumi" akan memberikan peluang yang lebih besar kepada pengguna bahasa Indonesia untuk melacak kata dumi itu ke bahasa aslinya.

Simpulannya, saya mengusulkan agar dummy variable diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi variabel dumi. Frasa variabel boneka kurang saya sarankan karena makna dan kegunaan doll yang tidak sama dengan dummy. Frasa variabel dami juga kurang sesuai karena membuat penelusuran ke bahasa asal lebih sulit.


Sleman, Januari 2010
By Rahmat Febrianto On Saturday, January 23, 2010 At 9:18 PM