Celeng dan celengan

By Rahmat Febrianto On Friday, October 1, 2010 At 3:37 PM

Di usia anak saya yang memasuki dua tahun, saya memberinya hadiah sebuah celengan. Namun, yang saya utamakan adalah bagaimana membuat dia agar mau menabung. Anak kecil, usia kurang daripada dua tahun pasti  belum tahu konsep uang. Baginya akan sama saja antara uang dengan bukan uang, koin di pusat permainan misalnya.

Kebetulan, sebelum dia berulangtahun kedua, saya melihat ada celengan bergambar tokoh kartun Upin dan Ipin. Nah, saya langsung terbayang cara untuk membiasakan dia menabung.

Celengan itu saya beli dan bawa pulang. Di rumah, saya lalu memberikan kepadanya celengan itu sebagai hadiah ulangtahun, sambil memberikan selembar uang, "Ayo kasih makan Upin dan Ipin".

Nah, ide ini ternyata ia sukai. Upin dan Ipin memang tokoh yang suka makan, terutama yang berupa ayam. Jadi, sesuai jika Upin dan Ipin diberi makan.

Setiap hari saya selalu memberinya uang dan ia dengan senang hati mengambil celengan Upin dan Ipin-nya lalu memberi keduanya "makan".

Suatu hari ketika sedang meracak motor, di depan saya ada seseorang yang membawa beberapa ikat celengan dari ayam. Saat itu satu pertanyaan muncul di benak saya.

Di rumah saat itu yang ada hanya kamus susunan Poerwadarminta. Di lema celeng saya menemukan arti sebagai babi liar atau babi hutan. Lalu di bawahnya, sebagai turunan kata celeng saya menemukan lema celengan yaitu tabung pekak untuk menyimpan uang.

Di KBI Pusat Bahasa dan KBBI, tabung pekak didefinisikan sebagai "celengan yang pada mulanya terbuat dari bambu".

Nah, ini yang menarik. Di KBI dan KBBI celeng dan celengan adalah dua lema yang berbeda. Karena dijadikan dua lema yang berbeda, makanya penjelasan bahwa tabung pekak itu pada mulanya terbuat dari bambu menjadi masuk akal.

Sebaliknya, Poerwadarminta justru menunjukkan bahwa celengan adalah turunan dari celeng. Kalau kita menafsirkannya, maka kita bersimpulan bahwa pada awalnya celengan berbentuk babi atau setidaknya, walaupun dulu celengan berasal dari bambu, mungkin saja bentuk celengan yang paling terkenal adalah yang berwujud babi seperti di bawah ini.


Mungkin saja, ketika binatang-binatang lain dijadikan celengan, istilah celengan lebih dulu melekat sehingga tidak ada yang disebut ayaman, sapian, atau kudaan.

Saya tidak tahu mana yang benar dari asal kata celengan ini. Tapi ada yang menarik dari perdebatan antara Majalah Tempo dan Polri tentang hubungan polisi, celeng, dan celengan di gambar di atas. Silakan ikuti tautan di atas. Tempo sepertinya mengacu ke KBI dan KBBI dan Polri sepertinya perlu melihat kamus Poewadarminta.


Sleman, 1 Oktober 2010

for this post

Leave a Reply