Sipatuang (sipatung) alias capung


Tidak ada yang tidak tahu mana binatang yang disebut dengan capung. Anak-anak sering menangkapnya untuk dijadikan mainan karena dianggap mirip helikopter. Saya sendiri sering mengandaikannya sebagai helikopter. Kadang-kadang dipercaya sebagai salah satu terapi untuk menghentikan kebiasaan anak mengompol di malam hari.

Sudah lama sekali sejak terakhir saya main-main dengan binatang ini--lebih tepatnya, menyiksanya (hiks, maaf). Sering kami memotong sayapnya hanya untuk membuat ia tidak lagi bisa terbang. Mungkin karena masa yang telah berlalu itu sehingga saya lupa namanya. Dominasi penyebutan nama jawanya membuat saya hanya ingat bahwa nama binatang ini adalah capung

Beberapa pekan terakhir ini saya penasaran sekali dengan apa nama binatang ini dalam bahasa Minangkabau. Saya yakin bahwa kata itu ada, namun tidak ada yang ingat--lebih tepatnya saya tidak bertanya kepada orang yang ingat. Semalam, sebelum tidur saya secara acak membuka kamus bahasa Indonesia. Kebetulan di halaman berabjad "s". Satu halaman itu saya periksa kata-kata yang saya tidak ketahui hingga...eng..ing..eng... saya menemukan kata "sipatung" yang artinya "capung".

Saya langsung girang sekali. "Sipatuang" atau "cipatuang" begitulah kami menyebut nama binatang tersebut. Di dalam KBBI dimuat sebagai "sipatung" untuk menghilangkan bunyi dengung bahasa Minangkabau.



Sleman, May 2009
By Rahmat Febrianto On Sunday, May 24, 2009 At 1:42 PM

Perlina yang tak secantik bunyinya

Ketika sedang mencari-cari nama buat anak kami dulu, saya sempat mencari-cari ke dalam kamus bahasa Indonesia. Siapa tahu ada kata yang kalau dijadikan nama bisa punya arti bagus dan menjadi doa. 
Satu ketika, saya menemukan sebuah kata yang cukup menarik bunyinya dan cocok diberikan kepada anak kami jika ia perempuan. Kata itu adalah "perlina". Namun, setelah melihat arti kata itu, ternyata artinya tidak secantik bunyinya.
Perlina adalah adjektiva yang berarti hilang; tidak kelihatan. Contoh pemakaiannya: Aku ini datang dari sebuah negeri yang sudah perlina, hendak mencari jalan yang lepas.
Seketika itu kata itu saya coret dari alternatif. Setelah meng-google, saya ternyata menemukan sebuah situs yang bernama "perlina" dan seorang wanita yang bernama akhir "perlina". Mungkin mereka tidak tahu arti kata itu di dalam bahasa Indonesia, ya?



Sleman, May 2009
By Rahmat Febrianto On Saturday, May 23, 2009 At 10:28 AM

RSVP: repondez s'il vous plait

RSVP, kata ini pertama kali masuk ke dalam lema bahasa Inggris sekitar tahun 1895-1900. Kata ini berasal dari bahasa Perancis, singkatan dari repondez s'il vous plait. Kata ini sendiri adalah bentuk yang lebih sopan karena si pengguna menggunakan kata "vous" alih-alih "te" yang lebih kasar untuk pengganti kata penunjuk orang kedua "anda". Artinya, "please (you) reply". Dari arti kata itu kita bisa menduga bahwa kata ini ditulis oleh seseorang yang menulis sebuah surat kepada orang lain dan meminta orang yang menerima untuk membalas suratnya tersebut. Di dalam penggunaan lain, kata ini juga digunakan untuk meminta seseorang yang dituju oleh sebuah undangan untuk segera membalas undangan tersebut, memberitahu si pengirim apakah si penerima undangan sudah atau belum menerima undangan dan menginginkan sebuah balasan dari si penerima.

Jadi intinya, kata RSVP digunakan kalau anda mengirimi seseorang sebuah berita atau pesan dan anda menginginkan orang tersebut membalas kepada anda. Biasanya penempatan kata ini ada di bawah surat, namun juga bisa saja di bagian lain.

Bulan lalu, di kampus saya, saya menemukan sebuah pengumuman sebuah seminar yang mencantumkan kata RSVP di bagian bawahnya. Ini dia gambarnya, lihat ke dalam lingkaran merah.


Kira-kira sama tidak maksud si pembuat acara atau pembuat poster mencantumkan kata itu di dalam poster seminar ini dengan makna kata yang asli?

Kalau melihat urutannya, terutama setelah melihat baris-baris di bawah RSVP yang menunjukkan ke mana seorang calon peserta seminar harus mendaftar, saya curiga bahwa jangan-jangan yang dimaksud RSVP di poster ini, bukannya "mohon undangan ini dibalas", namun justru "ReSerVation Please".

Betulkah? Jangan-jangan begitu.


Ini foto lain yang saya potret di perempatan Seturan UPN dan UII di awal Agustus 2009. Jelas ,'kan, bahwa RSVP sangat mungkin telah salah kaprah dipakai sebagai ganti "reservation please".


Sleman, May 2009
By Rahmat Febrianto On Saturday, May 16, 2009 At 7:37 AM